Jumat, 23 November 2012

Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta

Abstrak

     Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telekomunikasi di Indonesia. Terus tumbuhnya pasar internet membuat operator telekomunikasi giat berlomba memasarkan paket-paket jasa layanan data internet. Operator - operator
telekomunikasi GSM ataupun CDMA seperti tak mau kalah menawarkan paket-paket internet tersebut. Paket Mobile internet yang lagi menjadi trend dan menjadi komiditi produk andalan dari beberapa operator Telekomunikasi untuk menawarkan dan mendapatkan pelanggan internet sebanyak mungkin adalah dengan menawarkan paket layanan data “Unlimited Internet”. 

     Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari konsumen tersebut. Adapun perilaku pembelian konsumen dapat diukur dari empat faktor yaitu faktor budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan psikologi (X4). Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisa dari keempat faktor tersebut, agar dapat diketahui apakah semua faktor tersebut berpengaruh, bagaimana hubungan dan seberapa besar pengaruhnya,serta faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 

     Penelitian dibatasi hanya pengguna dari operator telekomunikasi CDMA yang menyediakan jasa layanan paket data Unlimited Internet, dengan menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan kuantatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner . Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda , uji F dan uji t dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa variabel faktor Psikologi (X4) dengan t hitung sebesar 3,608 memiliki pengaruh paling besar/dominan/signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta (dapat dibuktikan).


PENDAHULUAN

     Pertumbuhan akses internet di Indonesia sangat pesat, diawali dengan masuknya internet ke Indonesia sekitar tahun 1994. Berdasarkan data terakhir dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di tahun 2007, pada saat ini pemakaian internet di Indonesia sudah mencapai lebih dari 25 juta, mengalami pertumbuhan populasi sekitar 10,5% dari hanya sekitar 2 juta pemakai di tahun 2000 (www.apjii.or.id ).

     Pertumbuhan perusahaan yang menyediakan jasa Internet di Indonesia berkembang sangat baik. Berdasarkan data yang diterima dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, ijin yang telah dikeluarkan untuk ISP sekitar 298, NAP sekitar 44 & Multimedia sekitar 25 sampai akhir 2007 .

     Secara realisasi data sampai akhir 2007, jumlah perusahaan yang menjadi anggota berjumlah 198 dan perusahaan secara operasional yang menjalankan bisnis penyedia jasa internet berjumlah 165.

     Populasi penduduk di Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa menjadi prospek pasar/bisnis yang menjanjikan bagi operator telekomunikasi yang memberikan jasa layanan telepon bergerak atau selular. Pada masa mendatang, bisnis telekomunikasi khususnya untuk telepon bergerak diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan.

     Menurut penelitian yang dilakukan net index yang diumumkan yahoo dan TNS (Hotel Le Meridien, Jakarta, Kabarindo,31/5/2010) mengenai tren internet di Indonesia , tahun ini menunjukkan beberapa perubahan penting dalam perilaku penggunaan internet di Indonesia yang merupakan pasar online terbesar dengan pertumbuhan tercepat di se-Asia Tenggara dengan penetrasi internet yang cepat. Indonesia telah mencatat lonjakan sebesar 26% di akses internet melalui perangkat mobile, meningkat dari 22% (2009) menjadi 48% (2010).

     Menurut Vice President CDMA Development Group Joseph R Lawrence, di sela - sela media round table di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (27/4/2010) yang dikutip oleh Susetyo Dwi Prihadi - Okezone ,pada tahun 2010 ini pelanggan CDMA di Indonesia diprediksi akan mencapai 41 juta pelanggan. Meningkat di 2011 dengan kisaran angka 47 juta, sehingga pada 2014 Qualcomm meyakini sekitar 61 juta pelanggan telekomunikasi di Indonesia akan menggunakan CDMA.


Kerangka pemikiran dan Hipotesis

     Menurut Kotler dan Amstrong (1997) ada beberapa faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumendidalam pembelian, antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. 
  • Faktor Budaya
            Salah satu penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, konsumen tidak dilahirkan untuk secara spontan mengerti tentang nilai dan norma atas kehidupan sosial, melainkan mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan lingkungannya. Contohnya adalah kultur dan kelas sosial membentuk segmen pasar tersendiri yang memerlukan barang yang tidak sama. Kebutuhan berinternet pelajar/pekerja di jawa barat dapat berbeda dengan kebutuhan ber internet pelajar/pekerja di wilayah DKI Jakarta.  
  • Faktor sosial
             Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. 
  • Faktor Kepribadian,
            Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi atau individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup dan konsep diri. Usia dan tahapan siklus hidup konsumen mempunyai pengaruh penting terhadap perilaku konsumen. Seberapa usia konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang menarik baginya untuk dibeli. Selera konsumen pada makanan, pakaian,mobil, mebel, dan rekreasi sering dihubungkan dengan usia.  
  • Faktor Psikologi utama/kejiwaan, 
            Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.(Kotler, 1996). Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Persepsi, seseorang konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak, bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.


METODOLOGI PENELITIAN

     Jakarta dijadikan lokasi penelitian karena DKI Jakarta merupakan ibukota negara dimana keunggulannya berupa jumlah penduduk yang tinggi (sekitar 10 juta jiwa) dan karakter penduduk yang memiliki mobilitas tinggi. Pola hidup dan kerja penduduk Jakarta menumbuhkan permintaan akan teknologi internet yang bukan hanya untuk memenuhi fasilitas kerja namun sudah menjadi gaya hidup dan kemudahan mobilitas.

     Penelitian dilakukan di Jakarta dari bulan November 2009 sampai dengan Maret 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis yaitu untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel dengan pendekatan metode deskriptif dan kuantitatif.

     Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna handphone yang dilengkapi modem untuk internet (mobile internet), khususnya yang menggunakan simcard dari operator telekomunikasi CDMA yang menggunakan paket layanan data “unlimited internet”, di sekitar wilayah DKI Jakarta. Peneliti pada awalnya melakukan sampel kewilayahan, berhubung peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan angka untuk data primer populasi pengguna mobile internet dengan paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta , dan mengikuti aturan ilmu statistika mengenai desain dan prosedur sampling,akhirnya peneliti menggunakan Non Probability Sampling,dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.


HASIL DAN PEMBAHASAN

     Dari hasil pengolahan data responden, bahwa jenis kelamin responden lakilaki lebih banyak, dengan prosentase mencapai (69%) dibanding perempuan hanya (31%).Keadaan tersebut menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak memiliki peluang untuk akses internet dibanding perempuan.
     Menurut survei dari Nielsen Mobile July 2008, pengguna Mobile Internet adalah pria/laki-laki 56 persen dan 44 persen adalah perempuan/wanita. Di beberapa Negara maju seperti Amerika sekitar 66 persen(%) adalah laki-laki, Di Jerman, dimana 75 persen dari pengguna internet mobile adalah laki-laki.

     Tingginya pengguna mobile internet yang menggunakan akses Unlimited internet CDMA dari gender laki-laki pada penelitian ini,dikarenakan jumlah responden pria pada penelitian ini adalah lebih banyak dari wanita,selain itu ada kecenderungan bahwa pria/laki-laki lebih menyukai eksplorasi terhadap perkembangan teknologi komunikasi informasi dengan memanfaatkan internet dan sesuai hasil survei yang telah diuraikan diatas masih didominasi oleh pria/laki-laki.

 


SARAN

1.   Pengembangan Ilmu Pengetahuan

          Penelitian lanjutan dapat dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak faktor dan sampel dari populasi yang lebih besar dan belum tergali yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian paket layanan data unlimited internet baik dari operator telekomunikasi CDMA maupun ISP, sehingga dapat diketahui lebih detail faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam keputusan pembelian produk/layanan dari operator telekomunikasi/bisnis yang sejenis.

2.   Bisnis

          Berdasarkan pada kesimpulan yang diambil ,selanjutnya dapat diusulkan beberapa saran yang dapat dilakukan dan bermanfaat kepada Operator Telekomunikasi/ISP. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :

     a) Faktor Psikologi (X4)
              
             Memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta, untuk selalu meningkatkan variabel Faktor Psikologi dengan dimensi motivasi–Kepercayaan dan Sikap, karena didalam penelitian ini, variabel Faktor tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap motivasi konsumen untuk pembelian, seperti pelayanan internet yang bertanggung jawab (no access porn web), mendidik dan konsisten terhadap layanan, kualitas & harga.

      b) Faktor Kepribadian (X3)

              Faktor yang berpengaruh signifikan kedua, setelah Faktor Psikologi, berdasarkan dimensi usia dan tingkat kehidupan, operator telekomunikasi lebih berperan dan serius didalam menangkap dari keinginan calon atau yang sudah menjadi pelanggan dari salah satu operator telekomunikasi, ternyata didalam hasil penelitian ini, pelanggan akan loyal pada layanan Jasa yang memperhatikan mutu/kualitas kecepatan layanan jasa paket layanan data Unlimited Internet CDMA yg stabil dan diandalkan.




SUMBER : 


http://www.scribd.com/doc/88231286/04-Jurnal-Handy

The Global Business Crisis and Consumer Behavior

Abstract
 
     The consumer is the most elemental basis for any business organization; hence, their core behaviour is also of great importance and significance for a successful marketing experience and financial affluence. However, consumer purchasing behaviour can vary severely and has a very intricate trend. Consumer buying behaviour has been attracting the studies and interest of a large amount of commercial and academic faction for a long time. The level of intricacy of the process where the consumer buying can relate to has made the trend greatly difficult to be predicted and managed. This research aims to study the impact of the Global Business Crisis on Bahraini consumers, investigate their perception of this problem and whether their consumption behaviour has changed as a result.
 
      As known, the current financial downturn had a huge influence on the economic and social aspects of consumers around the globe. Different behaviour has been shifted through different level of economies, one of which, the Bahraini culture purchasing pattern. For this reason, this research is aimed to focus on the changing trends in consumer buying behaviour in the present global business crisis.
Keywords: Global business crisis, Consumer behavior


Introduction
 
     Generally speaking, consumer behaviour is the study of the processes that individuals or groups go through in making their purchasing choices in order to satisfy their needs. Usually the buying behaviour takes many forms of consumer's choices that can vary depending on a broad set of factors such as: earnings, demographics, social and cultural factors. Beside these basic internal factors which are considered to be influential to the buying behaviour, there are also a set of factors that would be simulated by the external circumstances in the environment surrounding the consumer. It is valuable to mention that the consumer behaviour is a combination of customer's buying awareness combined with external motivators to result in a change in the consumer's behaviour. This is why most of the economies around the globe shares one problem; because of the external influence on the internal community aspects.
     The phenomenon of consumer behaviour has been so long attracting many researches because of its imperative importance to businesses around the world. By predicting consumers' behaviour, a business can understand consumers' needs, and can work on fulfilling the needs and meeting the expectations of their customers. This would eventually help businesses to maintain their prosperity and attain their long term goals. The context of this research can significantly help businesses and professionals to uncover the changes that would possibly occur to consumers' buying behaviour as a result of the global financial crisis.

     The social impacts of the financial crisis can be seen more obvious in the developing countries where the poor are being severely hurt during the crisis as demand for their labour falls, prices of essential commodities rise substantially and social services are cut. They find themselves forced to pull children out of schools and the food is being rationed among the family, with women the first to sacrifice their share. The general economic slowdown and rising unemployment forced household to increase working hours or send additional members to the labour force. As a consequence, household expenditure falls by as much as income. The consumers cannot prevent the fall in total expenditure; they tend to adjust the basket of goods purchased. For example the expenditure on food and necessities increases comparing to expenditure on clothes.

     The results of this research were based on the analysis of a questionnaire that was distributed to random consumers in Bahrain to have an overview of their knowledge about the Global Financial Crisis and some of its effects and to see if the financial crisis affected their consumption. The data was analyzed using SPSS package to test the hypotheses. In order to investigate the existence of the statistical significance between the variables in the hypothesis, we are going to apply the One Sample T-test method. However, the paper approaches some difficulties that faced consumers after the financial crisis and tries to suggest some solutions. One of the most important problems that consumers are suffering from is the accelerated prices of basic commodities such as food and housing.


Literature Review

1.   Consumer behaviour
 
          Perner, (2008) stated that consumer behavior involves the study of the processes which individuals, groups, or organizations perform to acquire products, services, experiences, or ideas to satisfy their needs and how these processes have impacted the consumer and society. The role that consumers play in these days is very crucial to businesses' survival. It is the driving force behind the success of many businesses, because most of the contemporary consumers spend major time on buying decisions.

          There are four distinctive classes of consumer buying behaviour identified by the literature. What differentiate these classes can be observed thorough the frequency of occurrence, emotional involvement, decision making complexity and risk. These types are known to be: programmed behaviour; limited decision making buying behaviour; extensive decision-making buying behaviour and impulsive buying (Arnould, 2002, p. 172).

          Programmed behaviour (also called habitual behaviour) is distinguished by low complexity and little information search, this process is usually known as routine purchase of low cost items that consumer is used to buy out of habit: such as coffee, newspapers, bus tickets, etc. (Learn marketing, 2008).

          On the other hand, the planned behaviour is a result of rationality rather than emotionality because planned behaviour is a complex process for the great deal of information needed and the long time spent on selection. Although the planned behaviour is primarily induced by emotions, it is still considered to be less emotional than unplanned.


Methodology
 
     This study investigates the impact of the Global Business Crisis on consumer behaviour in Bahrain. The problem of the study is to identify the impact of Global Financial Crisis on consumer behaviour in Bahrain, presented in the following questions :
1.   To what extent the Bahraini consumer is aware of the Global FC and its effects ?
2.   What is the impact of the Global Financial Crisis on change of the Bahraini consumer behaviour ?
 
The Hypotheses :
 
H1 : The Bahraini consumer is aware of the Global Financial Crisis and its effects on consumption, inflation and on the country's economy.
H2 : The behaviour of Bahraini consumers did change in effect of the global financial crisis, these is a shift from expensive to inexpensive substitute, a shift from luxury to essential, a shift from huge quantities to small quantities and a shift from consumption to saving.
A questionnaire would be distributed to random population and the results of the survey would be analyzed using SPSS software.


Testing Hypotheses and Results Analysis
 
   This part of the research includes three main topics, the first is concerning testing the reliability of the statistical analysis for the data by using Cronbach's alpha. The second topic is about descriptive statistics of the study variables through descriptive statistical measures such as frequencies and percentages. The third topic represents testing the study hypotheses, using the one sample T-test.

1.   Testing the reliability
          In order to measure the internal reliability of the data used in this research, Cronbach's alpha was used to measure the internal consistency. The result of the reliability test should be close to alpha= 0.82. Higher value indicates more reliability.

2.   Descriptive Analysis
  • Table 1
            Illustrate the age groups of the sample. (6%) of the sample is between 18 and 24 years, (14%) is between 25 and 34 years, (14%) is between 35 and 44 years, (9%) is between 45 and 54 years, (6%) is between 55 and 64 years and (1%) is at 65 years or above.
  • Table 2
            Showed that the sample consists of 30% males and 20% females.
  • Table 3
            Showed the different monthly income categories of the sample. 16% of the sample earn below BD 1000. The second group earns BD 1000 to 2000 and consists of 15%. 9% of the sample earns a monthly income between BD 2000 to 3000. The last group of 10% earn above BD 3000.
  • Table 4
             Illustrated that about (74%) of the respondents reported that they are aware of the Global financial crisisand (64%) believed that it has affected consumption and (66%) reported that the global crisis caused inflation (88%) of the respondents understand the effect of Global financial crisis on Bahrain's economy.
  • Table 5
            Illustrated that (58%) of the respondent reported that they turned from buying expensive goods to inexpensive substitute goods, and (52%) switched from buying luxury to essential goods, (58%) mentioned that they are buying small quantities rather than huge quantities, (46%) of the respondents mentioned that they disagreed about shifting from consumption to saving.

3.   Testing the hypothesis
          In this part, One Sample t-test will be used to test our hypothesis.
 
     First : Hypothesis setting for one sample t-test
        H1 : "The alternative hypothesis": The Bahraini consumer is aware of the Global Financial Crisis and its effects on consumption, inflation and on the country's economy.
        H2 : "The alternative hypothesis": The behaviour of Bahraini consumers did change in effect of the global financial crisis, these is a shift from expensive to inexpensive substitute, a shift from luxury to essential, a shift from huge quantities to small quantities and a shift from consumption to saving.

     Second : Calculation of the degree of freedom using the following formula
        V = n – 1
        Where,
        V= degree of freedom
        Then, V = 50 – 1 = 49
        Sig = 0 .05

     Third : Hypothesis testing
          In hypothesis testing for the one sample t-test, the calculated value of (t) will be compared with the table value. To accept alternative hypothesis, the calculated value of the one sample t-test must be greater than the table value. Also it must be noted that the value of sig must be less than 0.05.

4.   The results testing the first hypothesis
          Accept the alternative hypothesis H1, because all calculated values of t are above t-tabular = 1.684, and all sig values are below sig=0.05.
  • Impact of consumption has significant relationship with the Global financial Crisis.
  • Effect on consumption has significant relationship with the Global Financial Crisis.
  • Effect on rising inflation has significant relationship with the Global Financial Crisis.
  • Effect on country's economy has significant relationship with the Global Financial Crisis.
5.   The results testing the second hypothesis
          Three out of four calculated values of t were above t-tabular= 1.684, and three out of four sig were below sig=0.05, thus the alternative hypothesis H1 is accepted.
  • Shifting from expensive to inexpensive substitute goods has significant relationship with the Global Financial Crisis.
  • Shifting from luxury to essential goods has significant relationship with the Global financial Crisis.
  • Shifting from huge quantities to small quantities has significant relationship with the Global Financial Crisis.
  • Shifting from consumption to saving has no significant relationship with the Global Financial Crisis. T below t-tabular= 1.684 and sig above sig=0.05.

Challenges
 
      The current crisis has reached the consumers globally. It has threatened their wealth as people have lost their assets, savings and they are facing major concerns about their future stability.

     They lost trust in the current financial system because some financial institutions have been putting peoples' money at risk for their own benefits. Even the consumers who don’t own a bank account and never applied for a loan have been affected by this crisis. Consumers must be aware that the global financial crisis has reached a consumption level and it is no longer affecting only financial institutions and investors.

     The Four identified challenges associated with the financial crisis that mostly reshaped the buying behaviour of consumers are: the lowered disposable income, increased opportunity cost risk, decreased savings and job uncertainty.

     The disposable income is defined as the available amount of money for spending and saving by households after income taxes have been deducted. The diminished disposable income is distinguished to be the most critical challenge for the consumers' purchasing activities.

     Currently there has been a new trend that consumers are extensively turning to use e-commerce to search for lower prices and generate income on the Internet. Though consumer gains have been realized, the e-market place is evidenced by fraud and lack of security in e-transactions which raises questions regarding privacy protection and the ability to solve any problem that may arise.


Proposed Solutions & Recommendations
 
     The government role is fundamental in trying to overcome some problems associated with the Global Financial crisis. Its intervention is essential to ensure that consumers are not affected adversely by this crisis by subsidizing the essential commodities like food. This would prevent increasing the prices in the future. Controlling the prices would be in favour of the consumers who have lost their jobs, wages and life time savings. There is a need for government to provide regulations to protect consumers from the effect of the global financial crisis, especially the poor.

     Government must take actions to restore responsibility, accountability and transparency to the national and international markets by creating legislative and institutional structures to reduce undesirable effects of the global financial crisis especially in the financial sector due to its vital role which affects all the aspects of society.

     Government should be ready to step in especially after the credit squeeze which has affected vital services and this harmed the poor especially in food and housing sectors. It should put restrictions on businesses that do not work in favour for consumers.

     Education is a fundamental factor that assists consumers to take more rational decisions regarding the uses of their disposable income. This is rather impossible for a population where financial studies are not part of their compulsory education. It is highly suggested that financial studies to be included as appropriate in the public schools as a core subject to be studied by all students.

     Saving is an important action toward securing for retirement period. It is a way to remain financially stable and normally feel more secure. In order to be able to increase the savings plan, consumers have to follow the planned behaviour suggested by the literature earlier. By planning the purchases ahead of time consumers can avoid extra spending caused by unplanned purchases and as a result saving rate will increase.




Source : 

  1. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/7161/6526%2520rel%3D%27nofollow%27
  2. http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/7161/6526%20rel='nofollow'

Kamis, 22 November 2012

Proposal Penelitian

Analisis Pengaruh Faktor Kepuasan dan Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan


A. Latar Belakang

         Pertumbuhan akses internet di Indonesia sangat pesat, diawali dengan masuknya internet ke Indonesia sekitar tahun 1994. Berdasarkan data terakhir dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di tahun 2007, pada saat ini pemakaian internet di Indonesia sudah mencapai lebih dari 25 juta, mengalami pertumbuhan populasi sekitar 10,5% dari hanya sekitar 2 juta pemakai di tahun 2000 (www.apjii.or.id ). Pertumbuhan perusahaan yang menyediakan jasa Internet di Indonesia berkembang sangat baik. Berdasarkan data yang diterima dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, ijin yang telah dikeluarkan untuk ISP sekitar 298, NAP sekitar 44 & Multimedia sekitar 25 sampai akhir 2007. Secara realisasi data sampai akhir 2007, jumlah perusahaan yang menjadi anggota berjumlah 198 dan perusahaan secara operasional yang menjalankan bisnis penyedia jasa internet berjumlah 165.

Populasi penduduk di Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa menjadi prospek pasar/bisnis yang menjanjikan bagi operator telekomunikasi yang memberikan jasa layanan telepon bergerak atau selular. Pada masa mendatang, bisnis telekomunikasi khususnya untuk telepon bergerak diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan. Penyelenggara bisnis telekomunikasi yang menyediakan jasa layanan internet dari selular/mobile internet harus cermat dalam menghadapi perilaku konsumen yang selalu menuntut kemudahan dan kepraktisan dalam menggunakan jasa
internet.
 
           Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis akan mengambil judul 
         " Analisis Pengaruh factor kepuasan dan perilaku kosnumen terhadap keputusan pembelian paket layanan "

BAB V

PENUTUP


A. Kesimpulan

         Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dari uji yang dilakukan dari beberapa metode adalah sebagai berikut :
         Customer service memegang peranan yang sangat penting dan strategis baik diperusahaan secara umum dan di operator telekomunikasi, dimana konsumen harus dapat dilayani dengan informasi yang baik dan benar, dan apabila ada produk baru dan permasalahan yang dihadapi oleh konsumen, customer service dapat memberikan informasi yang dibutuhkan di gerbang terdepan perusahaan.
           Responden masih memandang rendah terhadap pelayanan dari Paket layanan data Unlimited internet CDMA yang diberikan oleh beberapa operator telekomunikasi CDMA yang menjadi target dari penelitian.
          Didalam penelitian ini, berdasarkan kuesioner yang diolah diperoleh data mengenai penilaian kepuasan responden terhadap paket layanan data Unlimited Internet dari beberapa Operator Telekomunikasi CDMA di sekitar wilayah DKI Jakarta yang menjadi sampel di dalam penelitian ini.

B. Saran
       1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
               Penelitian lanjutan dapat dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak faktor dan sampel dari populasi yang lebih besar dan belum tergali yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian paket layanan data unlimited internet baik dari operator telekomunikasi CDMA maupun ISP, sehingga dapat diketahui lebih detail faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam keputusan pembelian produk/layanan dari operator telekomunikasi/bisnis yang sejenis.
       2. Bisnis
              Berdasarkan pada kesimpulan yang diambil ,selanjutnya dapat diusulkan beberapa saran yang dapat dilakukan dan bermanfaat kepada Operator Telekomunikasi/ISP. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut:
            a)   Faktor Psikologi (X4)
                     Memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta, untuk selalu meningkatkan variabel Faktor Psikologi dengan dimensi motivasi–Kepercayaan dan Sikap, karena didalam penelitian ini, variabel Faktor tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap motivasi konsumen untuk pembelian, seperti pelayanan internet yang bertanggung jawab (no access porn web), mendidik dan konsisten terhadap layanan, kualitas & harga.
            b)   Faktor Kepribadian (X3)
                       Faktor yang berpengaruh signifikan kedua, setelah Faktor Psikologi, berdasarkan dimensi usia dan tingkat kehidupan, operator telekomunikasi lebih berperan dan serius didalam menangkap dari keinginan calon atau yang sudah menjadi pelanggan dari salah satu operator telekomunikasi, ternyata didalam hasil penelitian ini, pelanggan akan loyal pada layanan Jasa yang memperhatikan mutu/kualitas kecepatan layanan jasa paket layanan data Unlimited Internet CDMA yg stabil dan diandalkan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Data

   1. Jenis Kelamin Responden
           Dari hasil pengolahan data responden, bahwa jenis kelamin responden lakilaki lebih banyak, dengan prosentase mencapai (69%) dibanding perempuan hanya (31%).Keadaan tersebut menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak memiliki peluang untuk akses internet dibanding perempuan.
           Menurut survei dari Nielsen Mobile July 2008, pengguna Mobile Internet adalah pria/laki-laki 56 persen dan 44 persen adalah perempuan/wanita.Di beberapa Negara maju seperti Amerika sekitar 66 persen(%) adalah laki-laki, Di Jerman, dimana 75 persen dari pengguna internet mobile adalah laki-laki.
           Tingginya pengguna mobile internet yang menggunakan akses Unlimited internet CDMA dari gender laki-laki pada penelitian ini,dikarenakan jumlah responden pria pada penelitian ini adalah lebih banyak dari wanita,selain itu ada kecenderungan bahwa pria/laki-laki lebih menyukai eksplorasi terhadap perkembangan teknologi komunikasi informasi dengan memanfaatkan internet dan sesuai hasil survei yang telah diuraikan diatas masih didominasi oleh pria/laki-laki.

 

    2. Usia Responden
           Dilihat dari faktor usia,responden berasal dari usia kurang dari 25 tahun sampai dengan sekitar 55 tahun,dimana 95% responden dari usia produktif. Menurut penelitian Hardjito (2001) yang menyatakan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan menggunakan internet berdasarkan usia.
            Keragaman usia responden tersebut relatif dapat diasumsikan adanya keragaman dalam penggunaan akses internet. Usia 26-30 tahun sekitar 27% untuk penggunaan mobile Internet dan usia 31-35 tahun adalah pengguna tertinggi prosentase mencapai 28%.